Judul: my love life
Kerangka Karangan:
Pembukaan:
a. latar suasana: sekolah menengah atas di jakarta
latar waktu: 2018-2018
latar tempat: lingkungan sekolah
b. Tokoh: -Sofie, remaja perempuan kelas 11 SMA
-Alvian, remaja laki-laki kelas 12 SMA yang dikagumi sofie
-Ghisella, remaja perempuan kelas 11 SMA sahabat sofie
-Randy, remaja laki-laki kelas 11 SMA
Isi:
-sofie sering melihat alvian di koridor sekolah
-sofie mengagumi alvian
-alvian tidak menyadari kehadiran sofie
-sofie mulai mencari cara agar alvian mengenal sofie
-alvian mengenal sofie karena sofie mengikuti organisasi yang sama dengan alvian
-alvian sering memberi perhatian kepada sofie
-sofie mulai berharap akan cinta alvian
-alvian mempunyai pacar dan tidak menyukai sofie
Penutup
-sofie mengetahui bahwa alvian tidak menyukainya dan sofie menyesal
-sofie melupakan alvian walaupun sulit
-sofie bertemu randy yang membantunya melupakan alvian dan membuat sofie merasa di cintai
Suasana koridor sekolah setiap pagi memang selalu sepi, hanya beberapa anak yang mau datang sepagi ini
seperti biasa, sofie selalu saja bertemu alvian. anak kelas sebelah yang mempunyai wajah tegas dan tidak terlalu tampan itu selalu saja menarik perhatian
setelah sekian lama sofie hanya bisa mengagumi dari jauh
alvian tidak pernah sadar akan kehadiran sofie
alvian seorang anggota paskibra sekolah tidak terlalu terkenal tapi cukup mengagumkan menurut sofie
“sofie!! kebiasaan deh selalu aja ngeliatin alvi sepanjang hari! dosa sof!” ghisella sahabat sofie pasti saja setiap pagi menganggu sofie
“sel gimana yaaa biar alvian tuh nyadar kalo ada gue di dunia ini”
“hmm lo ikut paskibra aja sof!”
“sel lo tau kan gue ngga bisa paskibra”
sofie memang paling lemah soal baris berbaris
“yaelah kan belajar lah nanti”
“oke gue bakal usaha buat alvian”
sofie mengikuti kata ghisella yang lumayan bener juga
setelah istirahat pertama sofie menuju ke ruang ekskul sekolah yang di mana sofie dapat mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota paskibra
“permisi, saya mau daftar menjadi anggota baru ekskul paskibra, apa aja ya syaratnya?” sofie berbicara dengan seorang laki-laki yang sedang menunduk dan terlihat sedang mengerjakan sesuatu
“ya silahkan isi formulir ini dan baca persyaratannya di situ”
“haaa? iyaa kak terimakasih ya”
sofie kaget dan gemetar karena orang yang diajak bicara adalah alvian, orang yang sangat dikaguminya
“nama lo siapa?” sofie semakin gemetaran karena alvian menanyakan namanya
“sofie anastasya kelas 11 IPA A”
“oke sofie, gue alvian kelas 12 IPA A
jangan lupa isi formulirnya dengan benar, good luck semoga keterima”
alvian mengatakan hal tersebut dengan senyuman yang sangat indah dan penuh arti
“oke kak alvian terimakasih banyak ya”
sofie membalas ucapan alvian dengan senyuman yang tak kalah indah
hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan untuk sofie karena sejak sekian lama akhirnya alvian mengetahui keberadaanya dan sofie berharap alvian dapat menyukainya
seperti pagi hari biasanya, sofie kembali bertemu dengan alvian tapi kali ini berbeda karena alvian menyapanya
“sofie jangan lupa yaa formulirnya”
“iyaa kak nanti setelah istirahat saya keruangan ekskul ya”
selalu saja alvian berbicara dengan senyuman manisnya
sesampainya sofie di kelas, sofie memberitahu ghisella sahabat dekatnya
“Ghisell sekarang alvian sadar akan keberadaan gue di dunia ini!!”
“haaaaa? jadi lo ikutin saran gue kemarin?”
“iya setelah gue pikir-pikir bener juga. semoga gue keterima ya!”
sofie sangat bersemangt dan optimis akan di terima di ekskul tersebut
saat istirahat pertama sofie datang ke ruang ekskul tapi yang di temui bukan alvian tapi sofie tetap senang karena dia di terima di ekskul ini
“setelah saya lihat formulir yang sudah kamu isi ini, kamu saya terima di ekskul ini, saya harap kamu dapat bertanggung jawab atas pilihan yang kamu ambil ini”
“siap kak, saya siap berkontribusi di ekskul paskibra”
setelah hari itu sofie sangat bahagia karena dengan ini alvian bisa mengetahui kehadirannya.
di kali pertama sofie mengikuti ekskul paskibra yang bertempat di lapangan sekolah pun alvian sudah memberi perhatian pada sofie, perhatian kecil seperti memberi minuman saat latihan yang membuat sofie sangat bahagia
“sof capek ya? ini minum dulu, lo kan gampang sakit katanya jadi lo jangan lupa minum biar kuat” alvian bisa saja membuat sofie tersenyum hanya dengan perhatian kecil
“makasih banyak ya kak tau aja lo gue gampang sakit hehehe” sofie membalas dengan senyuman dan sedikit tawaan renyah
“btw jangan manggil gue kak dong, gak enak di denger”
“oke lah alvian” sofie tidak henti-hentinya tersenyum sore itu
hari-hari berlalu setiap sofie bertemu di koridor sekolah selalu saja dia berbincang dengan alvian walaupun tidak penting dan sedikit tapi bisa membuat sofie bahagia seharian. perhatian dari alvian setiap mereka ekskul paskibra selalu saja ada walaupun hanya sebuah perhatian kecil tapi dapat membuat sofie selalu mengingatnya seharian bahkan terus-terusan mengingatnya
“ghisel, gimana ya gue gamau berharap sama alvian tapi setiap gue dikasih perhatian itu selalu aja gue jadi berharap dia suka sama gue” sofie mengeluhkan apa yang dirasakannya kepada sahabatnya ghisella
“yaudah lah sof, wajar kok kalo lo ngarep, dia tuh setiap ketemu selalu aja perhatian seakan emang ada perasaan ke lo, lo tuh cantik sof masa iya sih dia gak suka sama lo” sofie memang sosok perempuan yang cantik dan cukup dikagumi di sekolahnya tapi hanya terdiam dan berpikir akan hal yang disampaikan sahabatnya itu.
sofie sangat lelah sore ini tapi dia harus tetap mengikuti ekskul paskibra karena ingin bertemu alvian dan kewajibannya dalam hal tersebut
sofie yang sedang melakukan latihan baris berbaris tidak kuasa menahan bobot tubuhnya langsung lemas dan jatuh begitu saja. alvian yang sedang latihan dan tidak jauh dari sofie langsung berlari ke arah sofie dan menggengondangnya ke dalam uks. setelah sofie sadar alvian langsung menanyakan keadaan sofie
“akhirnya lo sadar juga sof, gue khawatir banget sama lo” sofie mendengar ucapan itu otomatis langsung tersenyum
“gapapa al, gue sehat kok cuma tadi gue emang lagi capek banget”
“jangan dipaksa sof, daripada lo malah sakit nantinya” sofie semakin berharap akan cinta dari alvian
setelah kejadian sore itu, sofie semakin berharap akan cinta alvian, karena setelah hari itu alvian semakin sering memberi perhatian untuk sofie
“cie cie yang makin deket nih ye” ghisel memang tau akan perhatian alvian kepada sofie
“hahahahaa udah ah gamau ngomongin”
sofie hanya bisa tertawa
semakin hari sofie semakin berharap cintanya di balas tapi setiap sofie berharap alvian seperti tak kunjung memberikan tanda-tanda akan perasaan alvian. alvian hanya memberikan perhatiannya saat bertemu langsung tapi tidak pernah memberi perhatian saat sofie sedang berada di rumah
hari ini akan ada perlombaan paskibra antar sekolah yang di adakan di sekolah sofie. sofie dan alvian termasuk anggota paskibra yang terpilih untuk menjadi perwakilan sekolah mereka, hari ini sofie menyiapkan kotak bekal berisikan roti panggang dan sekotak susu coklat yang ingin dia berikan untuk alvian tujuannya agar alvian sadar atas perasaan sofie kepadanya
sofie yang berniat ingin menghampiri alvian tiba-tiba terhenti jalannya.
sofie kaku dan dadanya bergetar sangat kencang. di lihatnya alvian di pinggir lapangan bersama seorang perempuan yang sofie tidak pernah lihat sebelumnya, perempuan itu sangat manis dan terlihat tertawa kecil sambil memegang handuk yang di gunakannya untuk mengelap keringat yang bercucuran di wajah alvian.
sontak sofie lemas dan penuh tanya siapa perempuan itu
sofie berbalik arah dan mencoba untuk berpikir positif dengan apa yang terjadi. sofie tetap mejalani hari ini untuk lomba walaupun banyak tanya di pikirannya dan sesak di dadanya
setelah hari itu sofie bertanya kepada salah satu teman dekat alvian yang juga kakak kelas sofie di SMP
“kak nad maaf aku mau tanya, alvian itu udah punya pacar atau belum ya?”
“wah kenapa nih sof tiba-tiba nanyanya gitu? alvian udah punya pacar sof udah lama kok dari awal masuk SMA. dia gak pernah ngasih liat di sosial media, tapi cewenya selalu dateng setiap ada lomba sof”
sofi yang mendengar penjelasan barusan seakan ingin menangis saat itu juga. air matanya sudah tidak terbendung lagi, selama ini apa yang di harapkannya seakan hancur dan lenyap begitu saja
“oohhh gitu ya kak, makasih ya kak”
sofie berusaha tetap kuat saat mengatakan hal tersebut, walaupun air mata sudah tidak terbendung lagi, sofie langsung lari menemui sahabatnya ghisella dan langsung memelulnya dengan sangat erat
“udah ya sof gapapa nangis aja, ada gue kok” ghisella selalu ada untuk menguatkan sofie
setelah sofie mengetahui hal itu sofie menyesal telah mengharapkan cintanya terbalaskan oleh alvian, seakan semua yang alvian berikan tidak ada artinya untuk alvian semua perhatian selama ini yang sofie kira penuh arti ternyata hanya perhatian biasa, hanya sofie yang penuh harap sedangkan alvian tidak
hari demi hari berlalu
sofie kini mulai menjauhi alvian, berbicara dengan seadanya dan tidak mau bertatap mata dengan alvian
di koridor sekolah pagi itu sofie kembali bertemu alvian sampai akhirnya alvian mengatakan sesuatu
“sof kenapa sih lo jutek banget sama gue sekarang? lo udah gak mau lo terima apa yang gue kasih ke lo”
alvian berkata dengan sangat lembut sambil menatap sofie yang masih menunduk
“alvi makasih ya selama ini udah banyak kasih perhatian ke gue, tapi cukup sampe disini aja kasih gue perhatian kayak gini. gue gamau jadi penganggu hubungan lo”
“sof gue perhatian sama lo ini tulus karena gue tau lo orang baik dan pantes gue kasih perhatian kayak gini” alvian mencoba menjelaskan maksud perhatiannya
“tapi maaf al, selama ini gue udah berharap lo bakal suka sama gue, gue mengagumi lo dari awal sebelum lo kenal gue, jauh sebelum gue ikut ekskul paskibra. dan asal lo tau gue ikut ekskul ini karena gue mau lo sadar akan keberadaan gue di dunia ini al” sofie masih terus menunduk sambil menahan air matanya
“sof maaf gue salah selama ini, gue kasih lo perhatian karena gue anggep lo sebagai teman dekat gue dan gue pikir lo juga ga bakal baper sama apa yang gue lakuin buat lo” sofi yang mendengar hal itu langsung menatap mata alvian dengan matanya yang penuh genangan air mata
“al, untuk gue yang memang dari awal suka sama lo, semua yang lo lakuin buat gue itu penuh arti walaupun cuma hal kecil yang menurut lo ga ada artinya. maaf kalo gue selama ini menaruh hati gue buat lo” sofie langsung pergi meninggalkan alvian yang masih diam di tempat dengan perasaan bingung dan cemas
setelah hari itu berlalu alvian tidak lagi memberikan perhatian kepada sofie, menyapa pun alvian tidak mau
sofie menyesal karena sudah berharap lebih dengan alvian
menyesal karena hanya mengikuti kata hatinya dan menyesal karena selama ini tidak pernah mencari tahu akan hubungan alvian sehingga sekarang sofie hanya dapat mengenang semua perlakuan alvian kepadanya
setelah beberapa bulan, sofie melupakan alvian dengan berbagai rintangan. sofie harus terus tetap melihat wajah alvian setiap hari di sekolah dan saat latihan paskibra, sofie tetap mempertahankan tanggung jawbnya di ekskul tersebut walaupun berat bertemu dengan alvian
sofie menangis berhari-hari setelah kejadian itu, mencoba melupakan tapi terus teringat. usaha sofie dalam melupakan alvian sangatlah kuat apalagi dengan adanya ghisella yang membantunya
sofie di bantu dengan kehadiran randy, teman seangkatan sofie yang baik dan perhatian kepada sofie, ternyata randy sudah lama menyukai sofie tapi randy berkecil hati waktu itu karena sofie yang cantik dan banyak disukai
randy mulai berani mendekati sofie dan membantu sofie melupakan alvian yang tega itu
“cengeng ah nangis terus! bangun tidur nangis, mau tidur nangis, mau makan nangis! hidup lo penuh tangisan ih”
randy selalu saja ngeledekin sofie agar sofie dapat tersenyum setelanya
“iseng aja ah randy!!” sofie tertawa walaupun air mata masih mengalir di wajahnya
randy tidak pernah memaksa sofie untuk menyukainya tetapi dengan perhatian dan selalu adanya randy beberapa bulan ini membuat sofie menaruh hati kepada randy dan membalas cinta randy.
“sof nanti malem kita makan pecel lele yuk!!” randy sederhana tapi selalu membuat sofie bahagia
“ihhh tapi jajanij yayayayayaaa” sofie menggoyang goyangkan badan randy seraya mengeluarkan suara yang dibuat buat seperti anak kecil
“iya deh tapi pulang nya sendiri ya! ahahaahaha” randy cekikan karena senang meledek sofie
“tau ah ngambek” begitulah hari-hari sofie bersama randy. penuh tawa bahagia dan sedikit menyebalkan
sofie bahagia telah merasa dicintai karena selama ini dia mencintai seseorang tanpa merasa di cintai
dia bersyukur atas apa yang dimilikinya sekarang.
Comments
Post a Comment