Prostitusi “Halal” Di Puncak Bogor, Berkedok Kawin Kontrak

 

dok google


Sudah ramai terdengar di banyak orang, kampung arab di daerah Puncak Bogor ini dikenal dengan sebutan Prostitusi “halal”.


Mengapa di Cisarua Bogor, Prostitusi dikemas dengan istilah “kawin kontrak?”


Kawin kontrak merupakan budaya yang lumrah terjadi di Timur Tengah dan Indonesia. 

Selain itu, baik para turis dan warga setempat merasa memiliki kesamaan agama, 

yakni Islam.


Nah, karena enggan dianggap berzina atau terlibat prostitusi, dilakukanlah kawin kontrak atau biasa disebut oleh mereka “Nikah Siri”. 


Karena telah melakukan tuntunan agama, praktik ini dianggap sah-sah saja. mereka pun bersenggama, bahkan tak apa bila perempuan sampai hamil dan melahirkan.


Kawin kontrak ini terjadi dengan alasan tradisi dari beberapa komunitas, dan dianggap sah-sah saja dilakukan karena diperkuat pemahaman agama yang keliru. Tetapi, kebiasaan ini dijadikan sebuah keuntungan.


Keuntungan ini terangkai dalam suatu rantai ekonomi yang cukup rumit. Dari mulai mucikari, pemilik dan penjaga villa, supir, rental mobil, bahkan para ustad yang mampu bertindak sebagai “penghulu tembak”. 


Tidak sedikir warga yang merasakan dampak dari Prostitusi “Halal” ini, karena dianggap memperkuat perekonomian. Turis-turis arab juga rajin melakukan sedekah di masjid-masjid. 


Keberadaannya yang terus ada sampai bertahun-tahun seakan tidak bisa diberhentikan begitu saja oleh pemerintah daerah. bisa jadi, bukan hanya warga yang sudah “terbeli” oleh uang Arab, melainkan juga semua pihak, termasuk pemerintah daerah.


Pihak yang menolak, beralasan bahwa kawin kontrak adalah nikah mut’ah yang dilarang dalam islam. dengan adanya wisata prostitusi “halal” ini, menyebabkan stigma yang memalukan dan mencemarkan Bogor.


Untuk menyudahi praktik yang sangar manipulatif ini, bukanlah suatu hal yang mudah dan memerlukan jangka panjang. bisa dimulai dari mensejahterakan perekonomian warga sekitaran tempat, dan menjadikan mereka terdidik secara seluruhnya. 


Bila hal tersebut terlaksana, 

Harapannya, mereka tidak lagi tergiur untuk melakukan hal tersebut. Mereka juga akan mandiri dalam mengelola potensi kawasannya.

kawasan Puncak juga dapat membaik kembali namanya, dan dapat mendapat banyak peluang dalam wisata lainnya.

Comments